tedyz
Search This Blog
Saturday, 23 July 2016
1st Anniversary KDGI Kalteng
Tuesday, 22 December 2015
Cara Cepat Trasnfer Data menggunakan SHAREit
Pada umumnya kita akan menggunakan
kabel USB untuk mengirim file dari komputer / laptop ke perangkat smartphone
kita (atau sebaliknya) sebagai penghubung antar keduanya. Memang proses
perpindahan data akan berlangsung cukup cepat, namun akan sedikit merepotkan
bagi kita khususnya jika kita lupa untuk membawa kabel tersebut. Saat ini kita
tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut karena Lenovo telah mengembangkan
sebuah aplikasi yang bisa kita gunakan untuk bertukar data hanya melalui
jaringan Wi-Fi.
Aplikasi yang diberi nama SHAREit, SHAREit
adalah perangkat tercepat tanpa kabel untuk berbagi kontak, foto, video, music,
dan aplikasi lainnya. Alat ini bekerja menggunakan media personal hotspot (wifi
tethering) yang tidak membutuhkan koneksi data untuk berbagi file, sehingga
penggunanya tak perlu mengeluarkan biaya jaringan atau kuota internet. SHAREit ini dapat digunakan di hampir semua merk perangkat
smartphone yang menggunakan sistem operasi Android, Windows Phone dan iOS serta
dapat digunakan pula pada laptop dengan OS Windows.
Berikut tampilan screen shoot untuk
SHAREit versi PC :
Silakan
mencoba sendiri. Aplikasi ini mudah terpasang pada perangkat kita. Segera
download SHAREit secara gratis di http://kc.lenovo.com
atau http://shareit.lenovo.com.
Bagi pengguna Android dapat mendownloadnya langsung di Google Play Store dan
bagi pengguna iOS juga bisa langsung mendownloadnya langsung di App Store.
Sumber: shareit.lenovo.com
Wednesday, 16 December 2015
TEKNIK DASAR PENGAMBILAN GAMBAR VIDEO SHOOTING
Hola,,, lama sekali tidak pernah post,, maklum blog dulu cuma buat tugas kuliah, sekarang kuliahnya sudah selesai dan... (halah, curhat). kali ini pengen coba berbagi, sharing tentang teknik dasar pengambilan gambar video shooting (sesuai sama hoby dan kerjaan sehari-hari lah ya) ((dan lagi walau cuma sebatas re-post dari punya temen)). ^_^
Oke, langsung aja.!
1. Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video
d.) Over Tehe Shoulder Shot (OS)
e.) Close-Up (CU)
Read More...
Oke, langsung aja.!
1. Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video
Tahapannya terbagi beberapa bagian sebagai berikut :
a.) Kenali dan
Pahami Kamera Video
Semua alat
yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan
kesalahan pengambilan gambar nantinya.
b.) Rekaman
Video yang Layak Dilihat dan Disimpan
Rekaman
video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup
pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.
c.) Rekaman
Video yang Layak Dinikmati
Rekaman
video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai
berikut:
- Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
- Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
- Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
- Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
- Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
- Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
- Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
- Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity
d.) Rekaman
Video yang Selesai dan Layak Tonton
Sebuah
karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap
berikut ini:
- Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif (riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
- Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
- Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
- Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
- Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).
2.
Teknik
Kamera : Pengambilan Gambar
a.) Establingshing
Shot (ES)
Pengambilan
gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari “pandangan
mata burung”, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian.
b.) Long Shot
(LS)
Shooting
dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk
penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene.
c.) Medium
Shot (MS)
Shooting
untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium
shot (MS) bias digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling
berhadapan dan beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.
d.) Over Tehe Shoulder Shot (OS)
Shooting
Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika
para actor saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor
berbicara kepada actor yang lain sedangkan yang lain mendengarkan.
e.) Close-Up (CU)
Shoting
diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk
memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau
untuk mengarahkan audience pada suatu elemen yang dipentingkan.
3.
Tips
Merekam Video Dengan Sempurna
- Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
- Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
- Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
- Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
- Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
- Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
- Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
- Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.
- Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisisteady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
Friday, 16 May 2014
JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)
Pengertian Jaringan Saraf Tiruan
Jaringan saraf tiruan adalah suatu sistem pemrosesan
informasi yang cara kerjanya memiliki kesamaan tertentu dengan jaringan saraf
biologis [Fausett,1994]. Jaringan saraf tiruan dikembangkan sebagai model
matematis dari saraf biologis dengan berdasarkan asumsi bahwa:
1. Pemrosesan terjadi pada elemen-elemen sederhana yang
disebut neuron.
2. Sinyal dilewatkan antar neuron melalui penghubung.
3. Setiap penghubung memiliki bobot yang akan mengalikan
sinyal yang lewat.
4. Setiap neuron memiliki fungsi aktivasi yang akan
menentukan nilai sinyaloutput.
Jaringan saraf dapat digolongkan menjadi berbagai jenis
berdasarkan pada arsitekturnya, yaitu pola hubungan antara neuron-neuron, dan
algoritma trainingnya, yaitu cara penentuan nilai bobot pada penghubung.
Komponen Neural Network
Terdapat banyak struktur NN, tetapi kesemuanya mempunyai
komponen yanghampir sama. Gambar berikut memperlihatkan struktur ideal NN.
Seperti terlihat pada gambar, struktur NN mirip dengan
struktur otak manusiadiatas. Informasi (sebagai input) dikirim ke neuron
melalui suatu pembobotan input. Input ini diproses oleh suatu fungsi
propagation yang menaikan nilai bobot input. Hasilnya kemudian dibandingkan
dengan threshold oleh activation function. Jika input melampaui threshold, maka
neutron akan diaktifkan, jika sebaliknya maka neutronakan inhibit. Jika
diaktifkan, neuron akan mengirim output melalui pembobotan outputke neuron
lainnya, dan seterusnya.
Dalam NN, neuron dikelompokan dalam layer, yang disebut
neuron layer. Biasanya setiap neuron dari sebuah layer dihubungkan ke semua
neuron yang ada di layerbelakang maupun depannya (kecuali input dan output).
Informasi yang dikirim dalam sebuah NN, dipropagasi layer – per – layer mulai
dari input hingga output tanpa ataumelalui satu atau lebih hidden layers.
Bergantung pada algoritma yang digunakan,informasi juga dapat dipropagasi ke
arah belakang (backpropagation). Gambar berikutmenunjukan NN dengan tiga neuron
layers.
Perlu dicatat bahwa gambar ini bukan merupakan struktur umum
dari NN. Ada NNyang tidak mempunyai hidden layer, atau ada juga NN yang
layer-nya berbentuk matriks.
Multi Layer Perceptron
Diperkenalkan oleh M. Minsky dan S. Papert pada tahun 1969,
merupakan pengembangan dari Perceptron dan mempunyai satu atau lebih hidden
layers yangterletak antara input dan output layers. Multi-layer-perceptron
dapat digunakan untukoperasi logik termasuk yang kompleks seperti XOR.
Supervised Learning
Tujuan pada pembelajaran supervised learning adalah untuk
menentukan nilai bobot-bobot koneksi di dalam jaringan sehingga jaringan dapat
melakukan pemetaan (mapping) dari input ke output sesuai dengan yang
diinginkan. Pemetaan ini ditentukanmelalui satu set pola contoh atau data pelatihan
(training data set).
Setiap pasangan polap terdiri dari vektor input xp dan
vektor target. Setelah selesaipelatihan, jika diberikan masukan xp seharusnya
jaringan menghasilkan nilai output. Besarnya perbedaan antara nilai vektor
target dengan output actual diukur dengan nilaierror yang disebut juga dengan
di mana adalah banyaknya unit pada output layer.Tujuan dari training ini pada
dasarnya sama dengan mencari suatu nilai minimumglobal dari E.
Algoritma Dalam Jaringan Saraf Tiruan.
- Algoritma Backpropagation
Salah satu algoritma pelatihan jaringan syaraf tiruan yang
banyakdimanfaatkan dalam bidang pengenalan pola adalah backpropagation.
Algoritma iniumumnya digunakan pada jaringan syaraf tiruan yang berjenis
multi-layer feed-forward, yang tersusun dari beberapa lapisan dan sinyal
dialirkan secara searah dariinput menuju output. Algoritma pelatihan
backpropagation pada dasarnya terdiri dari tigatahapan [Fausett, 1994], yaitu:
- Input nilai data pelatihan sehingga diperoleh nilai output.
- Propagasi balik dari nilai error yang diperoleh.
- Penyesuaian bobot koneksi untuk meminimalkan nilai error.
Ketiga tahapan tersebut diulangi terus-menerus sampai
mendapatkan nilai error yang diinginkan. Setelah training selesai dilakukan,
hanya tahap pertama yang diperlukan untuk memanfaatkan jaringan syaraf tiruan
tersebut. Secara matematis [Rumelhart, 1986], ide dasar dari
algoritmabackpropagation ini sesungguhnya adalah penerapan dari aturan rantai
(chain rule) untuk menghitung pengaruh masing-masing bobot terhadap fungsi
error.
- Algoritma Quickprop
Pada algoritma Quickprop dilakukan pendekatan dengan asumsi
bahwakurva fungsi error terhadap masing-masing bobot penghubung berbentuk
parabolayang terbuka ke atas, dan gradien dari kurva error untuk suatu bobot
tidakterpengaruh oleh bobot-bobot yang lain [Fahlman, 1988]. Dengan demikian
perhitungan perubahan bobot hanya menggunakan informasi lokal pada
masing-masing bobot. Perubahan bobot pada algoritma Quickprop dirumuskan
sebagai berikut: Pada eksperimen dengan masalah XOR dan encoder/decoder
[Fahlman,1988], terbukti bahwa algoritma Quickprop dapat meningkatkan
kecepatantraining. Eksperimen dari [Schiffmann, 1993] juga menunjukkan
peningkatankecepatan training dan unjuk kerja yang signifikan.
Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan
Secara umum, Arsitektur JST terdiri atas beberapa lapisan,
yaitu lapisanmasukan (input layer), lapisan tersembunyi (hidden layer), dan
lapisan keluaran (output layer). Masing-masing lapisan mempunyai jumlah node
atau neuron yang berbeda-beda. Arsitektur JST tersebut dapat diilustrasikan
sebagai gambar berikut ini :
Gambar 1.2 Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan
- Lapisan Masukan (input layer)
Lapisan masukan merupakan lapisan yang terdiri dari beberapa
neuronyang akan menerima sinyal dari luar dan kemudian meneruskan ke
neuron-neuron lain dalam jaringan. Lapisan ini dillhami berdasarkan cirri-ciri
dancara kerja sel-sel saraf sensori pada jaringan saraf biologi.
- Lapisan tersembunyi (hidden layer)
Lapisan tersembunyi merupakan tiruan dari sel-sel syaraf konektor
pada jaringan saraf bilogis. Lapisan tersembunyi berfungsi meningkatkan
kemampuan jaringan dalam memecahkan masalah. Konsekuensi dari adanya lapisan
ini adalah pelatihan menjadi makin sulit atau lama.
- Lapisan keluaran (output layer)
Lapisan keluaran berfungsi menyalurkan sinyal-sinyal
keluaran hasil pemrosesan jaringan. Lapisan ini juga terdiri dair sejumlah
neuron. Lapisan keluaran merupakan tiruan dari sel saraf motor pada jaringan
saraf biologis.
Algoritma Pembelajaran
Belajar Untuk JST merupakan suatu proses dimana
parameter-parameter bebas JST diadaptasikan melalui suatu proses perangsangan
berkelanjutan oleh lingkungan dimana jaringan berada. Suatu Jaringan Saraf
Tiruan belajar dari pengalaman. Proses yang lazin dari pembelajaran meliputi tiga
tugas, yaitu :
1. Perhitungan Output,
2. Membandingkan output dengan target yang diinginkan.
3. Menyesuaikan bobot dan mengulangi prosesnya.
Gambar Proses Pembelajaran dari suatu JST
Proses pembelajaran atau pelatihan tersebut merupakan proses
perubahan bobot antar neuron sehingga sebuah jaringan dapat menyelesaikan
sebuah masalah. Semakin besar bobot keterhubungannya maka akan semakin cepat
meyelesaikan suatu masalah. Proses pembelajaran dalam JST dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Supervised Learning (pembelajaran terawasi) yang
menggunakan sejumlah pasangan data masukan dan keluaran yang diharapkan. Contoh
dari tipe ini adalah metode back propagation, jaringan Hopfield dan perceptron.
2. Unsupervised Learning (pembelajaran tidak terawasi)
yang hanya menggunakan sejumlah pasangan data masukan tanpa ada contoh
keluaranyang diharapkan.untuk materi lebih lengkap bisa didownload disini
Subscribe to:
Posts (Atom)